Sajen atau sesaji Bagi saya itu bentuk penghormatan kepada
Tuhan, alam, dan roh - roh leluhur.
Sajen jawa,sesajen kembang,mantra sajen,doa sajen,sajen artinya,sajen adat jawa,kembang telon,sesajen adat jawa
![]() |
Kejawen |
Sajen atau sesaji
Bagi saya itu bentuk penghormatan kepada
Tuhan, alam, dan roh - roh leluhur.
Jawa dengan erat tetap membuat sesajen pada saat-saat spesial. Sesajen dibuat untuk
mengucap syukur atau sebagai tanda penghormatan kepada Tuhan / leluhur. Karena
kaitannya dengan hal-hal paranormal/ghaib, dan fungsinya untuk berdoa kepada leluhur,
banyak yang mengatakan bahwa penggunaan sesajen adalah hal yang musrik atau
menantang nilai-nilai agama.
Makna sejen/sesaji
Adalah wujud atau simbolisme di balik sesajen, supaya semua bisa mengerti bahwa sesajen bukanlah
hal yang musrik, namun hal yang sungguh indah maknanya.
Sesajen terbuat dari banyak hal, biasanya nasi, kembang/bunga, telur, buah-buahan
dan lain sebagainya. Tiap bagian dari sesajen memiliki maknanya tersendiri..
1. Beras/nasi/padi: biasanya dibentuk seperti gunungan (tumpeng) - melambangkan
kesempurnaan, ke-total-an, ketuntasan. Sebagai manusia, jika melakukan sesuatu, harus
dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, selesaikan apa yang kau mulai.
Tumpeng, adalah singkatan dari "tumungkulo sing mempeng" yang berarti, "jika ingin
selamat, rajinlah beribadah." (Selalu ingat Tuhan).
2. Urap: Selama kita hidup di dunia ini, jadilah orang yang berarti bagi masyarakat
sekitar, alam semesta, lingkungan, agama, dan negara. Kalau diartikan dengan mudah
- jadilah orang yang berguna, yang baik, yang positif. Berikan kontribusi yang baik.
3. Bubur panca warna: (panca artinya lima/5) - Bubur jagung, ketan putih, bubur.
kacang hijau, ketan hitam dan bubur beras merah - Mereka diletakkan di semua arah
mata angin, yang satu diletakkan di tengah, orang Jawa menyebutnya sebagai "Kiblat
Papat Limo Pancer". Menyimbolkan kelima elemen alam yaitu: air, udara, api, tanah
dan angkasa.
4. Jajanan pasar: Representasi dari kerukunan, walaupun manusia dan komunitasnya
selalu berbeda, hendaknya selalu ada tenggang rasa.
5. Pisang Raja Gandeng: Simbolisasi dari cita-cita yang besar dan luhur. Sebagai
manusia, hendaknya kita terus membangun bangsa dan negara.
6. Ayam ingkung: Melambangkan cinta kasih dan pengorbanan. Selama kita hidup,
berilah kasih sayang, perhatian, kepedulian, pengorbanan.
7. Ikan bandeng atau ikan asin (yang berduri banyak): Artinya, rejeki berlimpah. Jika memakai ikan teri, yang hidupnya biasa bergerombol, ini melambangkan kerukunan.
8. Telur: Simbol dari asal mula kehidupan yang selalu berada dalam dua sisi yang berbeda
seperti laki-laki / perempuan, siang / malam.
9. Air dan bunga: Melambangkan air yang menjadi kebutuhan pokok manusia sehari-hari
10. Kopi pahit: Melambangkan elemen air tetapi juga sebagai simbol kerukunan dan
persaudaraan (karena kopi biasanya diminum pada saat pertemuan, acara sosial, perkumpulan.
Secara teknis, sesajen disusun di atas nampan atau biasa disebut teblok. Kemudian diletakan di beberapa area rumah calon mempelai, mulai dari dapur, kamar mandi, pintu depan, di bawah tarub, dan jalan yang dekat dengan rumah. Umumnya perangkat dan isi sesajen hampir serupa pada setiap daerah, yaitu terdiri atas; jajanan warna pitu, seperti: roti, bolu, rengginang, kupat dan kupat lepet, pisang raja, pisang ambon, pisang emas, pisang angling (masing-masing sebanyak satu ikat). Cerutu atau rokok, nasi tumpeng beserta lauk-pauknya, bubur merah putih dalam takir (wadah yang terbuat dari daun pisang), cabai dan bawang merah ditusuk pada sebuah lidi pelengkap lalaban. Wedang lima yang isinya: air kopi manis dan kopi pahit, teh manis dan teh pahit, air putih, air kawah (campuran air santan dan kopi), rujak pisang (campuran gula merah dan pisang diiris dan diberi air panas). Air putih dalam kendi, lampu atau cempor (terbuat dari kaleng diberi minyak tanah dan sumbu atau kapas). Dupa berisi arang menyala dan kemenyan, yang terakhir kembang tujuh rupa (seperti kembang kingkong, kembang melati, kembang mawar warna merah dan putih, kembang kantil, kembang kenanga dan kembang sepatu.
6 bunga yang dipakai untuk sesajen:
*Bunga Kantil
Maknanya yaitu agar memiliki jiwa spiritual yang kuat, sehingga mampu meraih sukses lahir maupun batin. Selain itu, bunga kantil berarti pula, adanya tali rasa, atau tansah kumanthil-kanthil, yang bermakna pula kasih sayang yang mendalam tiada terputus. Yakni curahan kasih sayang kepada seluruh makhluk hidup.
* Bunga Melati
maknanya adalah ketika melakukan tidakan selalu melibatkan hati (kalbu), tidak semata hanya bertindak saja. Selain itu, makna lain dari bunga melati adalah dalam berucap hendaknya selalu mengandung ketulusan dari hati nurani yang paling dalam. Lahir dan batin haruslah selalu sama, kompak, tidak munafik. Bahkan, dalam menjalani segala sesuatu tidak asal bunyi.
* Bunga Kenanga
Dalam adat Jawa, Kenanga memiliki arti kenang-en ing angga, yang bermakna filosofi, agar setiap anak yang turun selalu mengenang, semua “pusaka” atau warisan leluhur berupa benda-benda seni, tradisi, kesenian, kebudayaan, filsafat, dan ilmu spiritual yang banyak mengandung nilai luhur dan kearifan
* Bunga Telon
Telon berasal dari kata telu (tiga). Dengan harapan agar meraih tiga kesempurnaan dan kemuliaan hidup (tri tunggal jaya sampurna), "Sugih banda", "sugih ngelmu", dan "sugih kuasa". Bunga telon ini terdiri dari bunga mawar, melati, kantil yang dijadikan satu kesatuan
* Bunga Mawar Merah
Bunga ini melambangkan "dumadine jalma menungsa" yang berarti proses lahirnya manusia ke dalam dunia fana. Selain itu, mawar merah juga melambangkan ibu. Yang mana ibu adalah tempat dimana jiwa raga manusia diukir. Bahkan, dalam tradisi bancakan weton Jawa, bunga mawar jua bisa digantikan dgn bubur merah.
* Bunga Mawar Putih
Mawar putih adalah perlambang dari Bapa yang meretas roh manusia menjadi ada. Dalam lingkup makrokosmos, Bapa disini adalah Bapa langit, sedangkan Ibunya adalah Ibu Bumi. Atau Bapanya jiwa bangsa Indonesia, Ibunya adalah nusantara Ibu Pertiwi.Perpaduan ini diharapkan mampu menghasilkan bibit regenerasi yang berkwalitas unggul. Sehingga tercipta keselarasan dan keharmonisan antara bumi dan langit, yang dikenal dengan istilah "Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Titi Tentrem Kerta Raharja.
Dan tidak lupa adalah Kemenyan
Kenyan seperti hal pokok yg deperti keharusan
Dan tidak lupa adalah Kemenyan
Kenyan seperti hal pokok yg deperti keharusan
Dari 11 komponen sesajen yang sudah saya sebutkan, yang manakah yang musrik?
Semuanya melambangkan cinta, kerukunan, dan cita-cita yang luhur. Tidak ada isi atau
bagian dari sesajen yang melambangkan pembohongan, pembunuhan, kehancuran, apalagi
keharusan untuk merugikan orang lain atas nama Tuhan.
Mengertilah bahwa sesajen adalah hal yang indah, bukan sesuatu yang menantang
nilai agama. Hanya penganut agama yang picik yang merasa paling benar, sehingga
tak sanggup memahami arti penghormatan kepada sesama anggota keluarga alam semesta.
Sajen atau persembahan Sedulur Papat adalah salah satu sesaji atau sajen yang berupa aneka macam jenis nasi untuk menghormati empat saudara gaib yang berada di empat penjuru mata angin atau biasa disebut dengan sedulur papat lima pancer.orang Jawa lekat dengan kepercayaan bahwa setiap orang memiliki empat saudara gaib yang ada di utara, selatan, timur, dan barat sesuai arah mata angin,Sedulur yang ada disisi timur disebut Tirtanata, sedulur yang ada di sisi utara disebut Warudijaya, sedulur yang ada di sisi selatan disebut Purbangkara dan sedulur yang ada di sisi barat disebut Sinotobrata.Sedangkan Pancer adalah diri sendiri atau hati nurani.Sedulur papat ini memiliki kemampuan dan mengendalikan hati nurani masing-masing orang.Dengan demikian secara turun temurun diyakini apabila oran ingin selalu dijaga, diingatkan atau dikendalikan dari keinginan dan pengaruh jahat maka orang tersebut wajib menyapa keempat sedulur yang ada di masing-masing arah penjuru angin itu
Aneka Macam Sajen atau sesaji Sedulur Papat
Sega putih adalah ubo rampe yang berupa nasi putih. Nasi putih tersebut dibentuk tumpeng dan disajikan tanpa lauk pauk. Ubo rampe sega putih dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada di arah timur atau orang Jawa menamainya Tirtanata. Sega putih ini untuk menggambarkan kakang kawah.
Sega cemeng atau nasi hitam adalah ubo rampe yang berupa nasi hitam.Nasi hitam terbuat dari nasi putih yang dicampur dengan jelaga hingga berwarna hitam dan dibentuk tumpeng.Ubo rampe nasi hitam dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada di arah utara atau biasa disebut Warudijaya,Sega cemeng ini untuk menggambarkan tali pusar.
Sega Abang atau nasi merah adalah ubo rampe yang berupa nasi merah. Nasi merah terbuat dari nasi putih yang dicampur dengan gula Jawa hingga berwarna merah dan dibentuk tumpeng. Ubo rampe nasi merah ini dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada di arah selatan atau biasa disebut Purbangkara. Sega abang ini untuk menggambarkan darah.
Sega Kuning atau nasi kuning adalah ubo rampe yang berupa nasi kuning.Nasi kuning terbuat dari nasi putih yang dicampur dengan kunyit sehingga berwarna kuning dan dibentuk tumpeng. Uborampe nasi kuning ini dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada di arah barat atau biasa disebut Sinotobrata. Sega kuning ini untuk menggambarkan adi ari-ari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar